17 Jun 2012

GET DOLLARS IN JSS TRIPLER




How to Join

1. Click on image below. ill Name and Email Address



2. Take a look at VDO "12 Step 2 Success"


































1 Jun 2012

RUMAH SAMPAH



Menyusuri jalan sempit itu, aku kembali memasuki hari yang menggeliat.Di pagi yang mataharinya bersinar amat benderang ,dan langit terbentang luas tanpa batas.Di hari seperti biasa ,melewati jalan-jalan sempit , gang-gang yang berkelok-kelok di antara rumah yang berjejal -jejal.Di kota Tahu Kediri ini.
Dengan sebuah tongkat besi di tangan ,yang bengkok bagian ujungnya . Tanganku begitu sigap mengorek -orek tempat-tempat sampah atau tumpukan -tumpukan sampah yang telah menggunung di tempat pembuangan
sampah.Gelas plastik yang telah pecah ,botol -botol sisa perawatan kecantikan kaum hawa ,gelas aqua yang bertebaran di atasnya telah berpindah dengan cepat ke dalam karung yang aku bawa.
Detik demi detik yang berjalan di bawah matahari yang mnyengat bdan
‎,aku habiskan untuk melawan sinarnya.Membiarkan keringat yang tak jarang mengucur deras membasahi badan ,merubah bajuku seperti baru saja berbasah-basahan di kolam renang.Membiarkan kulitku yang hitam semakin bertambah hitam.Seringkali aku merasa muak dengan diriku sendiri ,tatkala keringat yang bercucuran menyisakan bau yang tidak sedap.
Berat.Sebenarnya kurasa berat.Aku harus rela menghabiskan waktuku ,sebagai seorang pemungut plastik-plastik bekas.Bagaikan terjerat beban berton -ton kakiku
seringkali melangkah lelah.Menyusuri ruas-ruas jalan.Menyusuri keterhimpitan.Keterhimpitan hidup yang aku jalani setelah aku keluar dari bangku sekolah menengah pertama di kotaku ,beberapa tahun yang lalu .
"Piye meneh to , le.....!" Kata-kata ibuku yang
pelan dan memelas di hadapanku yang tertunduk kusut ,"Emak karo Bapak wis tuwo ,Gak duwe kerjaan tetap.Opo mungkin kuat mbiayani sekolahmu nyang SMA , lek daftare wae jutaan koyo sing awakmu critakne ....!"
 Seperti kain pel lusuh yang terlempar di atas lantai ,aku semakin menunduk lesu memandangi jemari kakiku.Aku hanya diam ,tidak menatap ibu.Dan juga tidak menatap bapak.Dengan menghela nafas panjang, ku coba mengangkat wajahku.Tanpa bicara sepatah katapun.
 Karena akupun sebenarnya tahu ,tentang susahnya kehidupan kami.Memang benar bagaimana mungkin aku bisa melanjutkan ke SMA sementara sekarang biaya pendidikan melangit.Benar-benar tak memihak pada orang -orang kelas bawah seperti kami.
 Bahkan untuk makan sehari-haripun ,kami harus membanting tulang ,dan tak jarang kami mesti terbentur hutang di sana -sini. Agar kebutuhan dalam menyambung hidup kami tercukupi .Tetapi kami harus berbuat apa lagi?Kami hanyalah orang -orang yang mencoba menatap ke depan dengan harapan yang sederhana, yaitu bisa memiliki hidup yang lebih baik , hanya bisa menerima kenyataan yang ada .Seolah -olah ,keterhimpitan bagaikan karang yang tak bisa diterjang.(BERSAMBUNG)