20 Mar 2011

Tentang Seorang Bidadariku.

Barangkali pengalaman ini bisa menjadi gambaran konkret dan kasih sayang sekaligus rasa hormat terhadap eksistensi seseorang.Saya tidak pernah tahu darimana Ibu saya belajar tentang cinta , kasih sayang, dan menumbuhkan keajaiban anak-anaknya, yang semestinya abadi, membusuk di dalam diri .Namun saya tahu benar bagaimana Ibu telah sedemikian cerdas untuk mencintai , menyayangi , dan menaburkan bubuk spirit ke dalam diri anaknya.Sebelum adzan shubuh membahana ia telah bangun , sementara kami anak-anaknya dan tentu saja ayah , belumlah menyelesaikan mimpi yang terlampau mahal untuk di potong oleh apapun .Tak jarang saya mendengar ia terbangun dari pintu yang berderit, sendok piring berdentingan , kemerucuk air, dan dari suara -suara cinta yang membuat hati saya merinding.Ingin sekali saya memeluknya ,mencium kakinya atau menangis dari cinta yang ia berikan dan tak tergantikan oleh apapun , dan dari secuil dosa yang membuat mata pena malaikat mencatat peristiwa pendurhakaan .Saya tidak pernah bisa menemukan kapan Ibu membuat saya menangis karena kata-kata Ibu atau sikapnya yang buruk .Ia tidak pernah membuat saya menangis kecuali untuk satu hal : cinta yang ia berikan .
Ibu tidak pernah sekolah , dan karenanya Ia tidak bisa membaca dan menulis .Tetapi kini saya tahu bahwa Ibu tidak lagi membaca kata-kata dalam selembar kertas , tapi telah membaca jiwa anaknya di hamparan hidup.Ibu tidak lagi menuliskan huruf-huruf di papan tulis , tapi telah menuliskan cinta di segumpal hati anaknya .Ibu tidak lagi memberi pelajaran lalu menguji, tapi menguji untuk kemudian memberi kesempatan memetik pelajaran .Dari sana saya lantas punya pemikiran bahwa manusia yang buta huruf di abad ini bukanlah manusia yang tidak bisa membaca dan menulis , tapi manusia yang tidak bisa menciptakan cinta , merawat kasih sayang , melahirkan rindu , dan lahan subur bagi segala sesuatu yang mungkin bisa ditumbuhkan : untuk hidup , untuk manusia , dan untuk kehidupan .Inilah yang membuat saya benar-benar tidak memiliki satu alasan apapun untuk tidak bersyukur.Allah telah memberi saya bidadari secantik Ibu. ( The Young Sufi 209-221).