24 Jun 2011

belajar bersabar

Bersabar memang kata-kata yang mudah diucapkan tetapi susah dijalani
Tetapi alangkah indahnya hidup ini jika kita tetap belajar bersabar
Dalam menjalani hidup ,menerima kenyataan , dan menghadapi orang-orang di sekitar kita
Karena memang beginilah hidup
Perjalanan hidup , tak selalu mulus , tak selalu lurus
Terkadang ada banyak batu-batu terjal menghadang , tanjakan dan juga turunan
Setiap manusia hidup membawa nasib berikut permasalahannya sendiri
Semua telah digariskan dengan takdirnya sendiri -sendiri

Namun , mengapa hati  masih juga seringkali merasa risau
Padahal telah berulang kali fikiran ini menuangkan prinsip hidup yaitu : belajar bersabar ?
Entahlah ........!
Aku hanya bisa berkata entahlah
Menerima nasib yang pahit , menjalani hidup yang terkadang rumit
Membiarkan waktu berlalu seperti angin
Menanti hari seeperti memandang matahari
Bersabar :sebuah  kekuatan untuk melawan kegelisahan

7 Jun 2011

Catatan sederhana di saku baju

Tulisan ini hanyalah sebuah catatan sederhana yang sempat tersimpan dalam lembaran biografi perjalanan hidupku , ketika kenyataan mengantarkan aku pada suatu tempat yang sebelumnya belum pernah aku kenal .
Saat itu , ketika matahari yang benderang  berada di atas kepala , menjadi teman bagiku memendam perasaan bingung kemana aku harus melangkah .
Terkadang , hidup mengantarkan manusia pada jalan yang sulit , dan itu aku alami sendiri.Tetapi , sekarang ini aku mengerti bahwa , segala peristiwa yang menimpa manusia termasuk diriku, mengandung  hikmah di dalamnya . Yang ternyata justru memberikan arti yang jauh lebih berharga dari kesulitan yang di hadapi .
Aku tak bermaksud menceritakan perjalanan hidupku agar orang tahu bagaimana aku menjalaninya , tetapi aku hanya ingin menjadikannya sebagai iktibar akan keagungan dan cinta Allah pada hamba-hamba-Nya .Meski hamba-Nya itu adalah hamba yang durhaka.
Masa lalu , pernah menyisakan banyak masalah dalam hidupku , yang menghempaskan ku pada jalan -jalan yang terjal dan salah .Sebagaimana sebuah peristiwa sederhana yang selalu aku ingat , agar aku tak melupakan yang maha kuasa atas segala pertolongan-Nya , tatkala dalam keadaan bingung dan tak memegang uang sama sekali , aku tak tahu harus ke mana pada saat itu .Aku benar-benar merasa sendiri .Malu untuk pulang , dan tidak punya sanak saudara di tempat orang .
Tetapi , tiba -tiba ada seseorang yang menawarkan sebuah ajakan yang membuatku mengernyitkan dahi pada saat itu , yaitu mengajakku mondok di Lirboyo .
Dan akupun menjawab , " terus nyang pondok aku arep nyapo ?"
Dia sedikit tertawa , mungkin jawabanku terasa aneh olehnya  , " nyang pondok kok arep nyapo , yo ngaji , nyang kono awakmu iso melu ndalem , mondoke gak mbayar , tinimbang sampean bingung piye lek melu aku wae .....?"
Saat itu , saat -saat yang sulit bagiku , saat-saat yang memaksaku menerima tawarannya , meski sebenarnya dalam hatiku tidak ada minat sama sekali untuk tinggal di sana , bahkan dalam hati aku sempat berfikir " aku akan segera keluar dari tempat itu jika aku sudah mendapatkan pekerjaan ."
Saat itulah adalah saat -saat awal aku memasuki pintu gerbang sebuah pesantren besar yang di kenal banyak orang penuh dengan perjuangan pendirinya hingga menjadi sejarah .Tanpa membawa bekal , tanpa membawa uang , tanpa membawa perlengkapan , dan tanpa tujuan yang jelas untuk apa aku datang ke sana . Yang aku bawa hanyalah keinginan untuk mendapatkan tempat berteduh dalam kebingungan yang menghimpit hidupku .Dengan kata lain aku hanya berniat menjadikan tempat itu sebagai tempat pelarian dari masalah yang aku hadapi , bukan untuk menuntut ilmu sebagaimana yang seharusnya diniatkan oleh seorang calon santri  .
Tetapi , ternyata apa yang aku rasakan sangat lain : Di sana , tanah tanah  yang aku lewati seperti hidup , jalan jalan yang aku lewati seperti memiliki jiwa yang menyambutku dengan lembut .Aku merasakan rasa sejuk yang menusuk rongga dada ku yang terlampau kering . Hatiku terasa dingin bukan karena semilir angin dan beban di kepalaku seperti terangkat  .Hingga aku lupa , beberapa saat tadi aku sempat bingung dan sangat gelisah dengan kehidupanku .
Beberapa saat yang telah berlalu ternyata sudah mengubah semuanya : Aku seperti menemukan duniaku sendiri di tempat itu .
Berjalan menyusuri jalan -jalan yang berangin , aku seperti seorang perantau yang tidak tahu jalan kembali pulang , namun tiba-tiba kenyataan mengantarkan diriku di kampung halaman yang lama aku rindukan .Hingga aku lupa akan niatku yang sempat tergumam dalam hatiku : bahwa aku akan segera pergi dari tempat itu  jika aku sudah mendapatkan pekerjaan .
Dan kenyataannya , aku sempat berfikir untuk tinggal di sana dan tak berkeinginan untuk keluar , bahkan saat liburan tiba , ketika para santri pulang ke kampung halaman , aku tetap berdiam di sana .
Akhirnya akupun menyadari bahwa sebenarnya hatiku krasan tinggal di tempat yang kata sebagian orang tidaklah menjamin masa depan .Lalu pertanyaannya adalah mengapa aku bisa seperti itu ? Padahal kesenangan di luar banyak . Di luar penuh dengan kebebasan .Kebanyakan orang berlari mengejar kesuksesan dunia , hidup yang mapan , dan uang yang banyak .Berada di pondok tidak akan mendapatkan apa -apa , karena tak ada yang patut di kejar di sana .
Kecuali satu hal : " Mengenal Hakikat Hidup di Dunia yang Sesungguhnya " .
Karena itulah , mengapa aku benar-benar sangat bersyukur kepada tuhan yang menciptakan ku akan segala peristiwa -peristiwa yang pernah aku lalui dalam catatan hidupku .
Karena aku menyadari : Ternyata ada harapan yang jauh lebih berharga dan berarti di balik semuanya dari sekedar kekayaan materi dan limpahan uang , yaitu : ketenangan jiwa .
Dari sinilah , aku belajar tentang arti hidup dan kehidupan , mengapa aku dilahirkan dan untuk apa aku dihidupkan ?Lalu akan kemanakah diriku setelah aku meninggalkan dunia ini .Dan bagaimanakah nasibku di sana nanti ?
"DAN KUMENGERTI : HIDUP INI BEGITU MUDAH BAGI ORANG -ORANG YANG BEGITU SEDERHANA DALAM MEMAKNAI HIDUP"

8 Mei 2011

Para Pengamen Cilik: Sebuah Realita

Beberapa hari yang lalu , dalam perjalanan ke kota Jombang seorang anak dengan wajah bersih dan tampan mengejutkanku .Tatkala ku tahu dia ikut mengamen bersama teman sebayanya di dalam bus  , aku kira umurnya sekitar 10 tahun .Dia hanyalah satu sosok kecil yang menghabiskan separuh waktunya untuk menjalani hari-hari di jalanan : terkadang mengamen , tapi juga tak jarang mengemis di antara mobil-mobil yang lewat di jalan dekat alun-alun kota Kediri .
Terus terang saya sangat miris jika mengingat hal-hal seperti itu .Bagaimana seorang anak yang seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain dan belajar mesti bergelut dengan sinar matahari di siang yang panas .Aku memang tidaklah begitu tahu alasan anak-anak itu mengemis dan mengamen di dalam bus .Namun pada hari jauh sebelumnya aku sempat bertanya pada anak itu tentang pekerjaan orang tuanya .Yang tidak lain hanyalah seorang buruh cuci tetangga -tetangganya .
Sehingga timbul sebuah kesimpulan yang memang belum begitu jelas bahwa ekonomi lah yang melatarbelakangi mereka terjun ke dunia jalanan yang sarat pengaruh negatif dan premanisme.Saya tentu tak perlu menjelaskan lebih jauh mengapa begitu menjamurnya anak-anak jalanan di kota Kediri .Padahal yang kita tahu setiap kota tentu memiliki dinas sosial yang seharusnya mendata dan mencarikan solusi atas masalah tersebut.Dari sini lah saya bertanya -tanya dimanakah peran dinas sosial itu ? Mengapa sampai tidak terdata anak-anak itu dan diberikan beasiswa atau bimbingan ?
Padahal jalanan adalah lahan yang sangat empuk bagi anak-anak yang masih hijau untuk tumbuh dengan perilaku yang buruk .Mengingat pengaruh -pengaruh dari orang -orang jalanan lain yang seringkali liar , rawan minum-minuman keras , narkoba dan juga pelecehan seksual .
Melihat seorang anak jalanan kecil yang wajahnya masih bersih dan polos itu mengingatkanku pada kasus yang menimpa anak-anak jalanan di Jakarta  yang menjadi korban sodomi dan pembunuhan .Selain itu , akibat lain yang ditimbulkan dari terjun ke dunia jalanan : sekolah yang  terlantar , benar-benar membuat hatiku miris .Mengapa bisa terjadi seperti ini.Karena itulah melalui tulisan ini saya ingin para pembaca ikut membantu menyelesaikan masalah ini .Bagaimana agar anak-anak jalanan tersebut bisa di rawat dengan baik , disekolahkan , dan menjalani hari-hari yang layak sebagai seorang anak .Dan yang terpenting menanamkan moral yang baik dan mengajarinya ketrampilan agar bisa bekerja mandiri setelah dewasa nanti.
Melalui tulisan ini pula saya berharap dinas sosial , baik di kota Kediri maupun di kota -kota lain lebih jeli dan proaktif dalam mengatasi masalah anak-anak jalanan .Karena walaubagaimanapun juga mereka adalah tunas bangsa , saudara-saudara kita .Tidakkah kita merasa iba seandainya mereka adalah anak kita atau adik kita ?
Anak-anak tersebut seharusnya di data , dan diarahkan untuk disalurkan ke lembaga yang menangani anak-anak jalanan , atau di sampaikan di panti asuhan ataupun dicarikan orang tua asuh .Karena sangat mungkin mereka terjun ke jalanan karena orang tuanya adalah orang yang kurang mampu .
Karena itulah saudaraku siapapun kita dan dimanapun kita , lihatlah dan cobalah untuk membuka mata dan hati kita . Tidak kah tergerak untuk membantu anak-anak yang masih sangat belia itu , setidaknya kita mencari tahu keberadaan mereka atau rumahnya , mendekati keluarganya dan mencarikan solusi untuk masalah mereka sebagaimana yang saya sampaikan di depan .Bukankah usaha kita untuk menolong mereka itu tidaklah sia-sia ? Sebagaimana yang tertulis dalam hadist :

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini kita tergerak untuk melihat kenyataan ini , tak perlu kita menunggu peran pemerintah .Pemerintah terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri .Marilah kita bahu membahu untuk membantu anak-anak jalanan .Agar mereka juga bisa mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana yang kita dapatkan .

3 Mei 2011

Jalan Berdebu

Jalan berdebu
Meninggalkan satu lembar kisah
Yang tak terpadamkan api
Terkadang hanyut dalam keheningan
Di kehidupan terpancar oleh pandangan mata

Hidup selalu meninggalkan kenangan
Tentang cinta dan persahabatan
Tentang waktu ketika pernah bertemu
Atau waktu tatkala mesti berpisah


Jalan yang berdebu
Mengingatkanku akan lembar kisah
Tentang sesuatu
Yang kutak tahu
Apakah bisa untuk selamanya
Tentang sesuatu
Yang hanya kembali untuk dikenang

 DAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN MELALUI JUSTBEENPAID


Dunia

Detak jantung berlalu bersama detik waktu
Beriring cerita yang tak terhitung
Terpatri pada lembaran waktu
Usang tersimpan rapi dalam saku baju
Dalam diam seringkali teringat
Akan perjalanan yang menggoreskan senirai kisah
Tentang darah dan air mata yang harus dikorbankan
Tatkala mengharungi dunia

Dunia ......... ,
Yang di dalamnya tersimpan segala kesenangan
Tak juga sepi dari misteri
Tentang rahasia yang di kandungnya
Dunia..........., bagaikan daun yang senantiasa menghijau
Menyilaukan yang melihat
Menenggelamkan yang terjerat
Meski duniapun akan luruh seperti daun

Dan anehnya
Hingga saat ini
Beribu -ribu tahun dunia ada
Tak juga terbebas dari tetesan darah
anak manusia yang rapuh

Dunia .....
Ada apa sebenarnya denganmu
Mengapa begitu mudahnya engkau

tenggelamkan manusia yang menghunimu

2 Mei 2011

TAUTAN JIWA: Sebuah Renungan

TAUTAN JIWA: Sebuah Renungan

Sebuah Renungan

Sebuah Renungan

Segala peristiwa berawal dari pandangan mata
Jilatan api bermula dari setitik bara
Berapa banyak pandangan yang membelah hati
Laksana anak panah yang melesat dari tali
Selama manusia memiliki mata untuk memandang
Memang selama itu pula manusia akan diliputi godaan
Tak lepas dari bahaya yang menghadang
Dunia memang penuh tipuan
Seringkali menghadirkan senang di permulaan
Dan menyisakan penderitaan saat kembali

6 Apr 2011

Anak Bangsa ku





Sumber : ihwan-kholis.blogspot.com ,  
storyofmynote.blogspot.com
syaifulloh.student.umm.ac.id
ilhamnewgarden.blogspot.com
sijorimandiri.net

SEGENGGAM ASA

Detik demi detik berlalu 
Menitipkan seribu cerita 
Pada lembaran-lembaran waktu
Dan menggoreskan untaian kisahnya 
Tak jarang menyisakan air mata 
Juga canda tawa 
Dan pada setiap hembusan nafas 
Yang keluar satu-satu dari rongga dada
Yang tak berhenti bicara
Pada rembulan yang terlelap tenang
Di atas sana
Bertabur awan yang menyelimuti malam
Redup cahayanya tak lagi membelah samudera
Namun burung elang dan hiupun menjadi terharu
Bersama angin , sang camar mengepakkan sayap
Terbang beriring mekarnya bunga -bunga 
Dalam jiwa , ada rasa , ada cinta , 
Ada harapan dan juga asa 
Yang selalu tergenggam di antara jari -jari matahari


TANAH AIRKU INDAH

Tanah ini , tanah tempat ku berpijak , tempat diriku memulai membuka mata dan menjalani hari -hari sekian tahun lamanya . Tak terasa waktu mengantarkan diriku hingga sedewasa  ini .Menghirup udara yang dingin di pagi di atas tanah ini.Tanah yang pernah diperjuangkan oleh Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu  kami dengan pengorbanan darah dan air mata .Kini tanah ini telah mendewasa seiring dengan pejalanan matahari .Tetapi ternyata tanah ini , meski telah berpuluh-puluh tahun lamanya merdeka , tak sedikit rakyat nya yang hidup di bawah garis kemisikinan dan kebodohan , Kerusuhan ,perepecahan , pembantaian , penggusuran terjadi tak terkendali .Tanah ini, tanah tempat kami berpijak kapankah akan menjadi tanah yang benar2 benar merdeka dari penjajah , terutama penjajah yang berasal dari negeri sendiri ?

 

SUMBER  GAMBAR :
robetfransiska.blogspot.com 
sulistiantost.wordpress.com

4 Apr 2011

TAUTAN SENJA

Senja yang ramah , senantiasa menghadirkan nuansa jingga di tepi barat nan teduh.Jingga yang merah senantiasa menyisakan keharuan yang terajut dalam Tautan Jiwa.Beriring angin yang menyelinapkan taman-taman mawar dalam jiwa .Di senja yang teduh ,seteduh tatapan mata seorang bunda pada anak terkasihnya.Di bawah senja merah , merajut tautan jiwa mengalahkan resah.Resah yang menghadirkan keharuan tanpa kata untuk Sang Pencipta , Allah swt.

20 Mar 2011

Berjalan Di Malam Pekat

Menyusuri jalan yang diselimuti kabut tipis itu, kuseperti memasuki lorong-lorong masa silam yang sunyi dan mencekam.Desir angin menggugurkan dedaunan tua di ranting pohon.Menari gemulai di udara sebelum akhirnya tersungkur ke bumi.Menatapnya, ku seolah mendengar hymne kematian sayup-sayup sampai.
Ada keharuan yang terlantun dalam semilir angin ,tatkala kususuri jalanan di bawah sinar rembulan malam itu.Angin yang lembut berhembus mengingatkanku pada masa silam yang enggan menghilang .Dan sekarang selalu menjadi kenangan , menggetarkan hatiku setiap aku menarik nafas.
Jalan itu , jalan yang dalam malam yang larut aku lalui.Meski sepi tapi aku tak sendiri.Rembulan menggantung di atas pucuk bambu yang menari resah tertimpa angin.
Dan setelah jejak-jejak langkahku hilang tersapu angin , aku terkadang berhenti melangkah.Sejenak memandang ke atas , tepat pada rembulan yang terlelap di balik awan .Diam dalam kesendirian.Seringkali membawaku terbang jauh.Menyelinapkan kesadaran akan hari yang panjang , yang pasti akan terjadi dan aku lalui : aqerat .

BERSAMA ISLAM , MERAJUT KEDAMAIAN

Assalamualikum Wr . Wb.
Tentunyan masih teringat jelas dalam benak kita , bagaimana seorang Amrozi bersama dengan kawan-kawannya melakukan tindakan pengeboman terhadap berbagai tempat yang kata mereka pro –Amerika alias orang kafir .Yang mana karena ulah mereka ratusan orang telah meregang nyawa dengan sia-sia.Tentu saja alasan mereka melakukan tindakan ini adalah jihad fisabilillah .Mungkin berita ini adalah berita basi yang tak lagi diperdulkan oleh para pembaca .
Namun meskipun peristiwa itu telah lama berlalu , imbas dari perbuatan mereka masih terasa hingga saat ini dimana akhirnya banyak orang non muslim atau di luar Islam menyangka dan berpendapat seperti itulah ajaran agama Islam .Hal ini terbukti dari banyaknya artikel –artikel yang berkembang di masyarakat yang entah ditulis oleh siapa mengatakan bahwa Islam adalah agama yang radikal , keras , pro perang dan biadab.
Selain itu yang benar-benar memprihatinkan adalah banyaknya tulisan –tulisan tentang penyampai ajaran Islam itu , yakni Rosulullah , yang menuliskan data dan keterangan palsu tentang beliau.Yakni beliau dianggap sebagai orang yang keras dan bermoral bejat sebagaimana yang bisa pembaca lihat di tulisan Forum Murtadin Indonesia (dalam situs www.blogger.com).
Hal ini ( terorisme atas nama jihad) membuat mereka para penyampai informasi palsu untuk semakin beringas dalam menguatkan hujjah –hujjah palsu (tak berdasar) mereka. Yang menafsirkan Al Quran dan Hadist secara serampangan .
Karena itulah kami mencoba memberikan sedikit penjelasan agar kita semakin mengerti bahwa Islam tidaklah seperti yang mereka sangkakan . Karena terorisme yang terjadi di tanah air hanyalah tindakan yang hanya menghancurkan kehidupan orang banyak , tindakan yang merusak kehidupan umat manusia , sementara mereka melakukan tindakan itu dengan mengatasnamakan jihad.Meskipun hal ini dilakukan oleh orang muslim , sebenarnya hal ini disebabkan karena mereka , para muslim garis keras, kurang mampu memahami apa makna dari jihad yang tertulis dalam Al Quran . Karena mereka kurang memahami apa makna menjadi seorang muslim.Padahal dalam Al Quran , Allah swt. Berfirman “Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam “(QS. Al Anbiya: 107).
Karena itulah , saudaraku ,
Mengapa benar –benar dipandang perlu untuk berhati-hati dalam menafsirkan dan memahami ayat-ayat Al Quran . Meskipun dalam al quran ada ayat muhkamat(ayat-ayat yang jelas maksudnya)namun tak sedikit ada ayat mutasyabihat , yang mana ayat-ayat ini mengandung beberapa pengertian , sulit dipahami atau hanya Allah sendiri yang tahu , kita tidak boleh serampangan menafsirkan ayat –ayat Al Qur’an .Apalagi menafsirkannya secara leterlek atau mentah-mentah langsung melalui terjemahan tanpa seorang guru yang benar-benar ahli dalam bidang itu dan sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jamaah .
Dalam sebuah hadist Rosululloh bersabda “ Barangsiapa yang menafsiri Al Quran dengan pendapatnya sendiri , maka silahkan untuk menempati tempatnya di neraka.”( HR. Tirmidzi dari ibnu abbas , dan menurut beliau hadist ini hasan (bisa diterima).Ust.Muhyiddn , alumni ponpes Lirboyo menerangkan kepada kami maksud “ dengan pendapatnya sendiri “ di sini adalah tidak mengikuti pendapat para sahabat dan ulama yang sudah benar-benar diakui dan teruji keilmuannya serta kemujtahiddannya.
Oleh karena itulah , seseorang yang ingin mengetahui tafsir dari Al Quran maka harus siap untuk belajar pada (ulama )ahli ilmu Al Quran yang di ajarkan melalui kitab kuning , kitab karangan ulama salaf yang diajarkan secara turun temurun dan bersambung sanadnya hingga Rosullulloh.Tentunya ulama yang dimaksud adalah ulama yang benar- benar berhaluan ahlussunnah wal jamaah dan kitabnyapun berhaluan ahlusunnah wal jamaah.
Atau jika kita bukanlah orang yang memiliki waktu atau kesempatan untuk mempelajarinya maka harus siap bertanya pada ulama yang benar –benar jelas dari mana ia belajar ilmu Al Quran .Dengan kata lain tak cukup hanya dengan membaca karangan –karangan terjemahan yang belum tentu kita mampu memahami maksudnya atau bahkan belum jelas bahwa penulisnya adalah seorang yang berhaluan Islam yang benar.Karena memang pada kenyataannya banyak buku –buku Islam versi ahli bid ah wal jamaah ( istilah untuk Islam yang meyimpang yang mengaku ahlusunnah wal jamaah ) beredar luas di masyarakat.
Rosulullah sendiri pernah bersabda yang kurang lebih artinya orang yang belajar agama tanpa melalui guru maka gurunya adalah setan.
Karena itulah saudaraku , untuk mempelajari ilmu dalam agama Islam kita mesti bijaksana, dan tidak sembarangan mengikuti pengajian –pengajian .Pengajian yang kita ikuti harus benar-benar meyakinkan bagi kita bahwa itu adalah pengajian Islam yang benar.Karena jika tidak berhati- hati , dihawatirkan kita akan terjerumus pada aliran –aliran Islam yang sesat.Yang justru membahayakan bagi umat Islam itu sendiri.Banyak orang –orang yang karena membiarkan dirinya dalam kebodohan akhirnya terjatuh kepada kesesatan . Sebagai contoh melakukan tindakan terorisme atas nama jihad.
Kenyataan ini benar –benar sangat memprihatinkan bagi kita semua.Islam agama yang mengajarkan cinta dan kedamaian dan sikap welas asih pada sesama insan , telah terkotori oleh tindakan mereka –mereka yang karena kurang pemahamannya tentang Islam justru melakukan tindakan yang merusak citra Islam itu sendiri.
Saudaraku kami percaya setiap orang yang memiliki hati nurani tentu cinta pada kedamaian , senang melihat orang lain bahagia dan tidak tega menyakiti orang lain.Orang yang menyadari betapa Allah sangat menyayangi hamba-hambaNya tentu akan berusaha untuk bersikap welas asih terhadap orang lain .Berusaha untuk menjadi seperti matahari yang selalu setia untuk menyinari dan berusaha menjadi seperti embun pagi yang menyejukkan hati .Menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain .Menjadi cahaya terang bagi hamba- hamba Allah lain yang juga hidup di tanah tuhannya, Allah swt.
Lalu saudaraku , patutkah dianggap sebagai seorang pahlawan , apalagi seorang mujahiddin bila ia tega menumpahkan darah dan air mata orang lain yang sama –sama ingin hidup tenang di atas tanah tuhan-Nya ?Sementara mereka melakukan kejahatan dengan menyebut nama Allah , mereka menghancurkan hidup orang lain dengan mengatasnamakan Islam dan Al Quran.
Pengalaman ini mungkin hanyalah sebuah kisah usang , seperti kertas kumal yang tertinggal dalam saku baju , namun aku benar-benar tak tega untuk melupakannnya ketika mendung hitam mengantarkan hujan yang mengguyur deras diatas bumi.Memaksaku berlari di tepian jalan berharap ada seorang yang menawarkan jasa untuk mempersilahkan aku berteduh .Dan beberapa detik kemudian , seorang ibu yang duduk di dekat dagangan makanan kecilnya mempersilahkan ku masuk .Bahkan ia memberiku sepiring nasi .Bagiku bukan nasi ini yang begitu berharga di mataku (meski sebenarnya aku merasa sangat lapar)namun ketulusannya dalam menerima dan menyambutku dengan wajah yang sangat ramah dan bersahabat. Mungkin ini hanyalah peristiwa biasa yang tak begitu menarik untuk diceritakan , namun satu hal yang perlu aku sampaikan , ia adalah seorang Nasrani .Dan ia langsung menebak bahwa diriku adalah seorang santri (meskipun aku hanyalah temannya santri , atau mungkin lebih tepat dikatakan temannya temannya saudaranya santri) . Entah dipandang dari manakah itu hingga ia menebak dengan kata-kata itu .Mungkin dari penampilanku yang gaul ( gak ulih-ulihan )alias koyo wong ilang .Terus terang ketika kulihat betapa rumahnya jauh lebih buruk dari rumahku yang RSSS(Rumah Sangat Sederhana Sekali), aku merasa merinding bagaimana seseorang bisa tinggal di sebuah rumah yang bagiku tak ubahnya seperti gubug.Tetapi dirinya masih bisa berucap dihadapanku yang terbiasa mengeluhkan penderitaan dan kekurangan “ meskipun kami tinggal di rumah yang buruk seperti ini kami tetap merasa bersyukur , karena walaubagaimanapun juga ini adalah karunia Tuhan.”
Ini benar –benar menjadi sebuah pelajaran bagiku , seorang Nasrani saja yang dalam ajaran Islam dikatakan sebagai orang kafir bersikap terhadap orang dari luar komunitasnya (di luar agamanya) dengan sikap sesantun itu , tentu seharusnya sebagai orang muslim kami harus menunjukkan sikap yang jauh lebih baik terhadap siapapun, menghormatinya dan menghargainya meskipun orang lain itu tidak seagama dengan kami .Ini hanyalah sebuah pelajaran .Kami hanya berharap pembaca bisa mengambil pelajaran sendiri dari cerita ini.
Bukankah pada zamannya Rosululloh Muhammad menyampaikan dan mengajarkan Islam denagn penuh kasih sayang dan kelembutan akhlak ?Meskipun banyak sekali penghinaan dan kekerasan orang-orang kafir terhadap beliau , beliau menghadapinya dengan bersabar .Beliau lebih banyak mengalah .Masih ingatkah dengan peristiwa tatkala malaikat meminta kepada Rosulullah agar di izinkan untuk menimpakan gunung uhud pada orang –orang kafir yang menganiaya beliau , beliau justru melarangnya dan berharap kalaupun mereka tidak atau belum mau beriman siapa tahu nanti keturunan mereka lah yang akan beriman.
Dalam kitab Mau’idzotul Mukminin Hal 179 , dijelaskan bahwa Rosululloh adalah orang yang paling bijaksananya manusia dan lebih sangat cinta dan sukanya dalam memaafkan orang yang bersalah padahal beliau mampu membalasnya .Diceritakan dalam sebuah peperangan , suatu ketika ada seorang laki-laki dari golongan musyrik memandang orang –orang Islam dengan tatapan mata tajam , hingga dia menghampiri Rosululloh dengan menghunus pedang di kepala(leher) beliau dan berkata “ siapakah yang akan menghalangimu dari aku?”
Rosululloh menjawab “ Allah.” Kemudian tiba-tiba saja pedang itu terjatuh dari tangan orang musyrik tersebut.Kemudian Rosululloh mengambil pedang tersebut . Dan berkata kepada orang musyrik itu “ siapa yang menghalangimu dari aku ?”Maka laki-laki itu menjawab “jadilah engkau orang yang baik dalam memberikan balasan .”
”Maka Rosululloh berkata “ katakanlah Asyhaduallaa illa haillallah waanni rosululloh.”
Maka laki-laki itu menjawab “ Tidak.Kecuali memang aku tidak akan berperang denganmu dan aku tidak bersama orang –orang yang memerangimu.” Maka Rosululloh melepaskan laki-laki itu .Kemudian para sahabat datang menghampiri beliau .Rosulullohpun berkata “ Aku datang di antara kalian sebagai manusia yang terbaik.”
Betapa sering sahabat Rosululloh meminta izin untuk membunuh orang yang berbuat jahat pada beliau namun beliau selalu mencegah dan melarangnya.Sementara beliau selalu menerima alasan orang –orang yang mengemukakan alasan untuk tidak menurut pada beliau.
Dan beliau berkata ,” semoga Allah mengasihi saudaraku nabi Musa . Sungguh beliau lebih sering disakiti daripada sekedar ini , kemudian beliau bersabar.”
Meskipun demikian Rosululloh adalah orang yang paling sayang pada orang mukmin dan paling keras terhadap orang kafir .Keras disini bukan berarti kasar.Melainkan keras dalam arti tidak menerima kekafiran.
Dalam kisah lain , dalam majalah Insani yang berkisah tentang Rosululloh dan kisah ini sangat masyhur terutama di kalangan pondok yang mempelajari kitab kuning, diterangkan bahwa suatu ketika Abu Bakar bertanya pada Aisyah mengenai apakah ia sudah melakukan semua yang pernah dilakukan oleh Rosululloh semasa hidup beliau.Aisyah menjawab bahwa masih ada satu yang belum dilakukan oleh Abu Bakar yaitu memberi makan seorang pengemis Yahudi di pasar.
Pengemis Yahudi itu buta .Dan ia selalu berkata buruk, mencacimaki dan menghina Rosululloh di hadapan setiap orang yang lewat.Hingga setelah Rosululloh wafat , Abu Bakar ingin menggantikan beliau.Namun , pengemis buta itu bertanya pada Abu Bakar ,” siapakah kamu , sepertinya kamu bukan orang yang biasa menyuapi saya?”
Dan Abu Bakarpun menanyakan darimana pengemis itu tahu .Pengemis itu menjelaskan bahwa orang yang selama ini menyuapinya selalu melumatkan makanannya terlebih dahulu sebelum memasukkan makanan itu ke mulutnya.Dan Abu Bakarpun menjawab ,” Ya. Saya bukan orang yang biasa menyuapimu.”
Lalu pengemis itu bertanya siapa dan kemana orang tersebut.Abu Bakarpun menjawab ,” beliau telah tiada. Beliau adalah Rosululloh Muhammad.”
Seketika itu , pengemis Yahudi itu mengucap ”Laa illa ha illallah Muhammadurosululloh.”
Saudaraku , kami berharap setelah membaca kisah yang nyata ini , kita sama-sama siap untuk belajar dan berusaha memandang hidup kita yang berpedomankan Al Quran dengan perasaan yang tenang , bersikap penuh welas asih dan menghargai orang lain.Karena sesungguhnya Islam mengajarkan untuk menjadi orang yang banyak memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang lain .Sebagaimana dalam Al Qur ‘an ,”Tiadalah Kami mengutus kamu(Rosululloh Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmad bagi semesta alam.”
Kami berharap tak ada keraguan dalam hati kita bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian , menghormati dan menghargai orang lain .Meskipun dia adalah orang nonmuslim.
Bahkan ketika seorang muslim mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain , Al Qur’an mengajarkan untuk tidak membalasnya dengan keburukan pula melainkan menolaknya dengan kebaikan.
Karena saudaraku , setiap manusia yang dilahirkan ke atas bumi Allah ini sesungguhnya dilahirkan dalam keadaan suci .Bayi mungil yang lahir di atas dunia adalah manusia yang belum mengerti apa –apa .Mata mereka yang poloslah yang menjadi saksi kejujurannya .Manusia dihadirkan ke dunia untuk sama –sama bisa menjalani hidup yang tenang dan bahagia di atas tanah Tuhannya , Allah swt.
Meski di dunia ini manusia hidup dengan keadaan dan keyakinan yang bermacam-macam . Bukankah setiap orang masih punya kesempatan untuk keluar dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang?
Allah sendiri telah berfirman dalam Al Qu’an bahwa Dia akan mengampuni dosa-dosa hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dari jalan yang sesat selama nafas belum sampai di kerongkongan.Dan kalaupun orang lain itu tidak mau menjadikan Al Qur’an dan Islam sebagai pedoman dan tuntunan hidupnya, bukankah yang bisa memberikan hidayah itu hanyalah Allah?Sebagai sesama manusia kita harus tetap menghormati dan bersikap dengan sikap yang baik kepada siapapun.
Demikianlah , saudaraku .
Seperti setelah siang telah berlalu dan senjapun terlipat berganti malam , dalam malam yang kelam kita berharap rembulan akan meyulapnya menjadi siang.Dalam setiap perjalanan, kita berharap akan selalu ada penerang jalan .Saudaraku , entah apa yang harus kami katakan lagi.Mudah-mudahan kita tak akan menjadi seperti orang buta yang melakukan perjalanan yang karena kebutaannya ia mengira telah sampai di depan Ka’ bah padahal sebenarnya yang ada di hadapannya adalah sebuah kuil.Mudah-mudahan kita tak menjadi seperti kelelawar yang karena kedunguannya ia mengira telah mengitari matahari padahal ia hanya terbang di tempat.
Mudah-mudahan kita benar-benar menjadi manusia yang kelak bisa bertemu dengan yang menciptakan kita , yang mengasihi kita , yang tidak pernah berhenti memberikan rezeki kepada kita meski kita seringkali melupakann-Nya.Yang hanya Dia , Dzat yang bisa memberikan kekuatan pada kami untuk mewujudkan tulisan sederhana ini, Allah swt.
Karena sebenarnya , saudaraku …..
TAK ADA KEKERASAN DALAM AGAMA DAN TAK ADA AGAMA DALAM KEKERASAN
Wassalamualaikum Wr.Wb
REFERENSI
Al qur’an dan terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia
Mau’idzotul Mukminin
Ihya Ulumuddin
Majalah Insani

DAN SURYAPUN TENGGELAM

Assalamu alaikum Wr. Wb.
Tatkala ku terbangun dari mimpi-mimpi dalam tidurku, aku bercermin .Entahlah , mengapa tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang lain pada diriku sendiri.Pipiku yang dulu padat berisi kini terlihat mencekung.Dan di bawah sorotan lampu ku menemukan banyak kerutan di sana sini.Seiring dengan desahan nafas yang panjang aku tersadar bahwa diriku semakin bertambah usia.
Begitulah,
Pada kenyataannya detik demi detik telah mengantarkan kita hingga pada waktu kita bisa menghirup udara saat
ini.Padahal sepertinya baru kemarin kita berada di punggung bapak atau terjatuh dari ayunan , bermain petak umpet dan mengejar layang –layang.Namun, semua itupun menjadi kenangan yang tersimpan rapi dalam catatan biografi hidup kita sendiri.Yang hanya menjadi cerita, di masa sekarang ketika kenyataan mengantarkan kita sebagai sosok yang benar-benar harus menghadapi kenyataan hidup berikut bersama dengan segala permasalahannya.
Saudaraku,
Hari demi hari yang kita lalui , pada kenyataannya hanya akan menjadi jejak –jejak kaki yang akan hilang karena terhapus angin.Waktu yang pernah kita lewati, ternyata tak pernah bisa kembali .Bahkan walau hanya sekilas pandangan mata.
Karena itulah , izinkanlah kami untuk berbagi ,bukan kami memberi nasehat pada kalian .Melainkan kami hanya ingin mencurahkan perasaan untuk berbicara tentang kenyataan .Kenyataan bahwa hidup yang kita jalani di dunia ini begitu cepat berlalu.
Kami rasa tak berlebihan jika kami mengungkapkan bahwa hidup ini bagaikan senja yang sejenak menghadirkan nuansa jingga yang mempesona, menghadirkan kemewahan yang menggetarkan jiwa setiap yang memandangnya.Namun , senja yang demikian indahnyapun akan segera terlipat berganti malam dan menghadirkan nuansa kelam sepanjang mata memandang.Tatkala matahari telah tenggelam.
Hidup ini , yang dengannya kita sama –sama belajar tentang banyak hal , memang tak ubahnya seperti sebuah siklus .Seperti biji kecambah yang tumbuh di tepi sungai , beberapa saat kemudian berdaun , meninggi dan waktu akan segera mengubahnya menjadi sebatang pohon yang kuat.Hingga setelah musim demi musim terlewati, ia akan berbuah .Namun , lama kelamaan pohon yang menghasilkan buah itupun akan menua dan lapuk.Daun-daunnya menjadi layu.Hingga akhirnya tiba saat ia harus kembali menjadi tanah .Seiring dengan kepergiannya , kecambah-kecambah lain telah tumbuh membesar menjadi sebatang pohon yang siap berbuah.
Seperti itulah , kehidupan umat manusia .Seperti apapun kehidupan yang kita jalani , setiap orang dihadirkan untuk akhirnya dikembalikan .Setiap orang , bahkan setiap makhluk yang hidup akan menjalani saat –saat ia tak mampu melihat dunia ini lagi.
Saudaraku ,
Mengutip karya A.A.Gym berjudul Dzikrul Maut, tertulis bahwa ;
“Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai dari ketaatan kepada Allah.Shalat, puasa, atau sedekah tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya hanya untuk dipuji orang, hinga melalaikan hati.Sebaliknya orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat (bukan untuyk kepentingan pribadi), maka dia tidak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktifitasnya seolah duniawi.Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah maka hal itu bukan urusan dunia.”
Hal ini yang kami harapkan menjadi sebuah prinsip bagi kita dalam melangkah , terutama bagi kami sendiri.Sebagai apapun profesi kita , saudaraku , alangkah baiknya kita sama-sama belajar untuk menjalani profesi kita dengan niat ibadah atau dengan niat yang baik.Tentu saja tanpa melupakan syariat agama kita atau tidak membiarkan kita keluar dari koridor agama dalam melangkah.Mudah-mudahan perbuatan kita menjadi amal yang diridhoi Allah swt.
Karena , saudaraku ,
Sebagaimana yang kami sampaikan di depan bahwa hidup di dunia ini benar-benar hanya sementara . Bahwa waktu yang kita lewati akan segera berlalu .Namun , saudaraku , sebagai muslim , bukankah kita percaya bahwa waktu yang kita lalui di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban di aqerat kelak?
Sementara , sudah jelas bagi kita bahwa setelah kematian , setiap manusia tidak akan bisa kembali ke dunia ini lagi .Kecuali jika Allah menghendaki demikian.
Mengingat betapa cepatnya waktu berlalu dan segera mendekatkan kita pada saat-saat kita tak mampu merasakan cahaya matahari pagi lagi, dan mengingat betapa aqerat merupakan tempat kehidupan yang panjang tanpa batas , kami rasa sudah saatnya kita mengawali hari-hari kita untuk merubah sikap kita yang barangkali meremehkan hidup.Menjadi manusia yang bersemangat menjalani kehidupan ini.
Kami percaya bahwa seberapa jauh seseorang menghargai hidupnya sejauh itu pula ia akan berusaha memperbaiki kualitas hidupnya .Untuk menjadi manusia yang sebenarnya.Manusia yang dengan segenap keyakinannya berani untuk berjuang demi hidupnya sendiri dan belajar memberikan yang terbaik untuk orang lain dan orang-orang yang dicintai.Manusia yang dengan segenap keyakinannya tak melupakan apa sebenarnya hakikat dari diciptakannya dirinya di atas muka bumi ini.Manusia yang meyakini bahwa segala yang ia miliki akan ia tinggalkan sekaligus meyakini bahwa suatu saat akan ada hari dimana setiap orang akan dihadapkan pada pertanyaan dari sang pencipta alam untuk apa waktu yang singkat di dunia ini dihabiskan.
DAN SEJARAHLAH YANG AKAN MENJADI SAKSI SEBERAPA JAUH MANUSIA ITU MENGUKIR PERJUANGAN UNTUK MENGISI CATATAN DI LEMBARAN BIOGRAFINYA SENDIRI.
Saudaraku kami mengerti bahwa kami hanyalah orang-orang yang masih belajar mengenal hidup kami .Kami hanyalah manusia sederhana yang juga memiliki keinginan di relung jiwa kami , untuk mengukir kenangan indah dalam mewarnai perjalanan kami, dan dalam mengarungi kehidupan dunia yang benar-benar amat sementara ini.
Karena itulah dengan segala kerendahan hati, kami tidak memiliki maksud untuk menasehati .Kami hanya ingin berbagi .Berbagi tentang kenyataan.Kenyataan yang akan dilewati oleh setiap insan .Bahwa satu detik yang kami lewati tak akan pernah kembali.Kenyataan bahwa kami tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kami .Bahkan walau hanya sekilas pandangan mata kami.
Kami berharap mudah-mudahan tulisan sederhana ini menjadi sesuatu yang berguna bagi kami sendiri dan siapapun .Walau bagaimanapun juga karena hidayah dan taufik-Nyalah kami bisa merangkai kata-kata ini.Dan segala kebenaran adalah datang dari-Nya dan jika ada kesalahan dalam tulisan ini , itu berasal dari kami sendiri.
Akhir kata ,
Mudah-mudahan ini bisa menjadi awal untuk memperkuat jalinan persaudaraan kita. Janganlah kalian melupakan kami , kirimilah kami doa dan Al Fatehah
.Doakanlah kami agar kami menjadi manusia yang selalu memiliki semangat untuk berjuang demi hidup kami dan berbagi kebaikan dengan orang lain.Dalam menjalani hari yang kami tak tahu kapan akan berakhir.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tautan Jiwa di Remang Petang

Waktu yang berlalu begitu cepat , mengantarkan aku hingga sedewasa ini.Meski hari demi hari kulalui seperti kemarin , seperti saat -saat aku belum bisa merasakan hangat mentari saat ini.Entah apa yang harus aku katakan tentang hidupku , tentang hari-hariku yang sungguh kelabu.Tak jarang ku mencoba menatap hari dengan berani , meski sebenarnya ada banyak hal yang membuat hatiku gelisah .Menghadapi hari-hari yang belum pasti.Terbelenggu dengan perasaan akan ke mana aku setelah ini.Aku sebenarnya takut . Takut akan banyak hal .Takut akan menjadi seperti apakah aku nanti .Meski semuanya ku biarkan mengalir begitu saja seperti hari-hari yang kemarin , aku tak bisa menipu diriku sendiri .Sungguh , seperti saat ini , ketika aku menuliskan catatan usang pada lembaran ini, aku hanya mencoba untuk berani menyambut matahari .Yang setiap saat setia membawaku tanpa pernah berhenti untuk sampai pada saat -saat aku nanti harus kembali .Mengantarkan aku pada saat -saat aku harus mempertanggungjawabkan hari-hari yang aku lalui.Di sini , di tempat yang aku terbelenggu dengan berbagai macam tipuan .Yang tak jarang menghempaskan aku pada jurang keputus asaan .Menghadapi diriku sendiri yang selalu terjatuh dan terjatuh .Yang seringkali terdampar dalam hari -hari kelabu karena kelemahanku menghadapi diriku sendiri.Sungguh , sepertinya tak ada yang patut untuk aku katakan lagi selain : aku mengharapkan doa dari semua yang sudi membaca untuk mendoakan aku agar aku bisa melangkah tanpa bimbang , menatap jauh ke depan , menyambut saat di mana akupun akan bertemu dengan cinta yang sejati . Di hari yang tak ada batas waktunya nanti.

TAUTAN JIWA

BERBICARA DENGAN DAUN-DAUN HIJAU DAN BERCERITA PADA MATAHARI YANG BERSEMBUNYI DI BALIK AWAN YANG BERARAK TENANG, AKU SEPERTI MENEMUKAN SESUATU YANG MENYELINAPKAN KEHARUAN DALAM DADAKU.SESUATU YANG MENGINGATKAN AKU PADA KENYATAAN BETAPA TAK ADA YANG PERLU DI SESALI DALAM HIDUP INI.SEBAGAIMANA TATKALA KU HIRUP UDARA YANG BASAH , DI SAAT SENJA YANG REMANG.MEMBAWAKU PADA KESADARAN AKAN ADA NYA BANYAK HAL YANG BISA KU SYUKURI DARI PAHIT MANISNYA HIDUP YANG AKU JALANI.WALAU BAGAIMANAPUN JUGA , INI ADALAH KARUNIA ALLAH.TUHAN SEMESTA ALAM :YANG TIADA TUHAN SELAIN DIRINYA.

DAUN -DAUN YANG LURUH

Daun -daun yang luruh mengikuti irama angin.Terbang jauh menerjang hening.Melintasi tanah-tanah kering hingga akhirnya tak terlihat lagi.DAUN -DAUN YANG LURUH , mengingatkanku akan kenyataan bahwa hidupku di dunia ini tidak abadi.Suatu saat nanti akan tiba saat akupun harus meninggalkan dunia ini , seperti daun-daun yang luruh.Hilang terhempas angin.Detik demi detik kian cepat berlalu meninggalkan berbagai macam pengalamannya sendiri.Dalam sisa hidupku .Yang aku sendiripun tak pernah tahu kapan semuanya akan berakhir.

Tentang Seorang Bidadariku.

Barangkali pengalaman ini bisa menjadi gambaran konkret dan kasih sayang sekaligus rasa hormat terhadap eksistensi seseorang.Saya tidak pernah tahu darimana Ibu saya belajar tentang cinta , kasih sayang, dan menumbuhkan keajaiban anak-anaknya, yang semestinya abadi, membusuk di dalam diri .Namun saya tahu benar bagaimana Ibu telah sedemikian cerdas untuk mencintai , menyayangi , dan menaburkan bubuk spirit ke dalam diri anaknya.Sebelum adzan shubuh membahana ia telah bangun , sementara kami anak-anaknya dan tentu saja ayah , belumlah menyelesaikan mimpi yang terlampau mahal untuk di potong oleh apapun .Tak jarang saya mendengar ia terbangun dari pintu yang berderit, sendok piring berdentingan , kemerucuk air, dan dari suara -suara cinta yang membuat hati saya merinding.Ingin sekali saya memeluknya ,mencium kakinya atau menangis dari cinta yang ia berikan dan tak tergantikan oleh apapun , dan dari secuil dosa yang membuat mata pena malaikat mencatat peristiwa pendurhakaan .Saya tidak pernah bisa menemukan kapan Ibu membuat saya menangis karena kata-kata Ibu atau sikapnya yang buruk .Ia tidak pernah membuat saya menangis kecuali untuk satu hal : cinta yang ia berikan .
Ibu tidak pernah sekolah , dan karenanya Ia tidak bisa membaca dan menulis .Tetapi kini saya tahu bahwa Ibu tidak lagi membaca kata-kata dalam selembar kertas , tapi telah membaca jiwa anaknya di hamparan hidup.Ibu tidak lagi menuliskan huruf-huruf di papan tulis , tapi telah menuliskan cinta di segumpal hati anaknya .Ibu tidak lagi memberi pelajaran lalu menguji, tapi menguji untuk kemudian memberi kesempatan memetik pelajaran .Dari sana saya lantas punya pemikiran bahwa manusia yang buta huruf di abad ini bukanlah manusia yang tidak bisa membaca dan menulis , tapi manusia yang tidak bisa menciptakan cinta , merawat kasih sayang , melahirkan rindu , dan lahan subur bagi segala sesuatu yang mungkin bisa ditumbuhkan : untuk hidup , untuk manusia , dan untuk kehidupan .Inilah yang membuat saya benar-benar tidak memiliki satu alasan apapun untuk tidak bersyukur.Allah telah memberi saya bidadari secantik Ibu. ( The Young Sufi 209-221).